
Beritapelita.com – Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, secara terbuka meminta maaf kepada publik terkait kasus korupsi dalam tata kelola minyak dan bahan bakar minyak (BBM) yang sedang diselidiki oleh Kejaksaan Agung. Dalam pernyataannya, Simon mengakui bahwa kasus ini telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Namun, ia menegaskan bahwa peristiwa ini akan dijadikan sebagai momentum untuk melakukan perbaikan internal di perusahaan.
Simon menyatakan bahwa Pertamina sebagai perusahaan milik negara (BUMN) memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kepercayaan publik. Kasus korupsi yang mencuat ini, menurutnya, merupakan tamparan keras bagi perusahaan. Namun, ia berjanji bahwa Pertamina akan mengambil langkah-langkah tegas untuk memperbaiki sistem tata kelola dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Kasus korupsi ini bermula dari investigasi yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung terhadap sejumlah pejabat dan pihak terkait di Pertamina. Diduga, ada praktik manipulasi dalam pengelolaan minyak dan BBM yang merugikan negara. Simon mengakui bahwa hal ini tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga merusak citra Pertamina sebagai perusahaan strategis yang mengelola sumber daya energi nasional.
Dalam upaya memperbaiki situasi, Simon mengungkapkan bahwa Pertamina akan melakukan audit internal secara menyeluruh. Audit ini bertujuan untuk mengidentifikasi celah-celah yang memungkinkan terjadinya praktik korupsi. Selain itu, perusahaan juga akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam kasus ini akan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
Simon juga menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan perusahaan. Ia berjanji bahwa Pertamina akan meningkatkan keterbukaan informasi kepada publik, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan dan operasional. Langkah ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan.
Selain itu, Simon mengungkapkan bahwa Pertamina akan memperkuat sistem pengawasan internal. Perusahaan akan menerapkan teknologi terkini untuk memantau setiap aktivitas yang berpotensi menimbulkan penyimpangan. Ia juga berencana untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pengawasan dan kepatuhan.
Dalam kesempatan tersebut, Simon juga menyampaikan apresiasinya kepada para karyawan Pertamina yang tetap bekerja dengan integritas tinggi meskipun perusahaan sedang dihadapkan pada masalah serius. Ia mengajak seluruh karyawan untuk bersama-sama memperbaiki perusahaan dan menjaga nama baik Pertamina di mata publik.
Simon juga meminta dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk membantu Pertamina dalam proses perbaikan ini. Ia meyakini bahwa dengan kerja sama semua pihak, Pertamina dapat kembali menjadi perusahaan yang dipercaya dan mampu menjalankan tugasnya sebagai pengelola energi nasional dengan baik.
Di sisi lain, Simon mengakui bahwa kasus ini juga menjadi pelajaran berharga bagi dirinya secara pribadi. Sebagai pimpinan tertinggi di Pertamina, ia merasa bertanggung jawab penuh atas segala kejadian yang terjadi di perusahaan. Ia berjanji akan terus berupaya memperbaiki diri dan memimpin perusahaan dengan lebih baik ke depannya.
Pertamina, sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia, memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional. Oleh karena itu, Simon menegaskan bahwa perusahaan tidak boleh terganggu oleh kasus korupsi ini. Ia berkomitmen untuk memastikan bahwa operasional Pertamina tetap berjalan lancar dan mampu memenuhi kebutuhan energi masyarakat.
Dalam jangka panjang, Simon berencana untuk melakukan transformasi besar-besaran di Pertamina. Transformasi ini tidak hanya mencakup perbaikan tata kelola, tetapi juga inovasi dalam pengelolaan energi. Ia percaya bahwa dengan melakukan perubahan mendasar, Pertamina dapat menjadi perusahaan yang lebih tangguh dan kompetitif di tingkat global.
Simon juga mengungkapkan bahwa Pertamina akan lebih aktif dalam menjalankan program-program sosial dan lingkungan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) kepada masyarakat. Ia berharap bahwa melalui program-program ini, Pertamina dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan nasional.
Di akhir pernyataannya, Simon sekali lagi meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kasus korupsi yang terjadi di Pertamina. Ia berjanji bahwa perusahaan akan belajar dari kesalahan ini dan tidak akan mengulanginya di masa depan. Simon juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung upaya perbaikan yang sedang dilakukan oleh Pertamina.
Dengan langkah-langkah yang telah diumumkan, Simon berharap bahwa Pertamina dapat segera pulih dari krisis ini. Ia meyakini bahwa dengan kerja keras dan komitmen bersama, Pertamina akan kembali menjadi perusahaan yang dibanggakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Kasus korupsi di Pertamina ini menjadi pengingat bagi semua BUMN untuk selalu menjaga integritas dan transparansi dalam pengelolaan perusahaan. Simon Aloysius Mantiri, sebagai pimpinan Pertamina, telah menunjukkan sikap terbuka dan bertanggung jawab dalam menangani masalah ini. Harapannya, langkah-langkah yang diambil dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam menghadapi tantangan serupa.