
Beritapelita.com – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung program prioritas nasional dengan menggelar pelatihan intensif bagi 3.183 Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Kegiatan ini berlangsung di Sekolah Polisi Negara (SPN) Purwokerto, Jawa Tengah, pada Rabu, 23 April 2025, dan menjadi bagian penting dalam upaya menyukseskan program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan pemerintah.
Pelatihan ini merupakan bentuk kolaborasi antara Polri dan pemerintah pusat dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas yang siap terjun langsung ke masyarakat. Para peserta pelatihan, yang merupakan lulusan perguruan tinggi dari berbagai disiplin ilmu, dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung pelaksanaan program makan bergizi di tingkat desa dan kelurahan.
Dalam sambutannya, perwakilan Mabes Polri menyampaikan bahwa SPPI merupakan ujung tombak dalam memastikan program-program strategis pemerintah bisa berjalan efektif di lapangan. “Kami tidak hanya melatih fisik dan kedisiplinan, tapi juga memberikan pemahaman soal pentingnya gizi, kesehatan masyarakat, dan peran mereka dalam membangun ketahanan pangan lokal,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari manajemen logistik makanan, pemetaan wilayah prioritas intervensi, hingga komunikasi sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asupan gizi seimbang. Para sarjana juga diberi materi seputar kerja sama lintas sektor, karena program ini membutuhkan sinergi antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
Program Makan Bergizi Gratis sendiri merupakan bagian dari visi besar pemerintah untuk menurunkan angka stunting dan memperbaiki kualitas generasi muda Indonesia. Dengan keterlibatan langsung SPPI, diharapkan program ini tidak hanya berjalan administratif, tetapi benar-benar menyentuh dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang membutuhkan.
SPN Purwokerto dipilih sebagai lokasi pelatihan karena fasilitasnya yang lengkap dan suasana yang mendukung pembelajaran intensif. Para peserta selama masa pelatihan tinggal di asrama dan mengikuti kegiatan secara disiplin layaknya pendidikan semi-militer. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk karakter tangguh dan kepemimpinan yang kuat.
Tak hanya teori, pelatihan juga diisi dengan simulasi dan praktik lapangan. Para sarjana diajak untuk melakukan studi kasus langsung di desa-desa sekitar, menganalisis permasalahan gizi yang ada, serta merancang solusi konkret sesuai dengan kondisi wilayah. Ini memberikan pengalaman langsung yang sangat berguna ketika mereka nantinya diterjunkan ke berbagai daerah di Indonesia.
Kepala SPN Purwokerto, Kombes Pol Heru Widodo, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan investasi jangka panjang untuk membangun generasi penggerak pembangunan. “Kami bangga bisa menjadi bagian dari proses ini. Melalui pelatihan ini, kami menanamkan nilai-nilai pengabdian, tanggung jawab sosial, dan cinta tanah air,” tuturnya.
Para peserta pelatihan juga menunjukkan antusiasme tinggi. Mereka merasa mendapat kesempatan langka untuk menggabungkan ilmu akademik dengan pengabdian nyata di tengah masyarakat. Salah satu peserta, Rika, lulusan ilmu gizi dari Yogyakarta, menyebut pelatihan ini membuka wawasan barunya tentang pentingnya kolaborasi dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
Tak hanya berhenti di pelatihan, Polri juga akan terus memantau dan mendampingi para SPPI setelah mereka terjun ke lapangan. Monitoring dan evaluasi secara berkala akan dilakukan untuk memastikan efektivitas program dan memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas pelatihan di masa mendatang.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Kedua kementerian tersebut menyambut baik kehadiran SPPI sebagai mitra strategis dalam menyosialisasikan program-program pemerintah, terutama dalam upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia di wilayah terpencil.
Dengan semangat gotong royong, para sarjana ini nantinya akan ditempatkan di berbagai pelosok Nusantara. Mereka akan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, memastikan bahwa program Makan Bergizi Gratis tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh anak-anak Indonesia.
Langkah Polri dalam menyiapkan SDM seperti ini menjadi teladan bagi lembaga-lembaga lain. Sinergi antara kepolisian dan masyarakat sipil melalui pelatihan terpadu seperti ini membuktikan bahwa institusi keamanan juga bisa berperan besar dalam pembangunan sosial dan peningkatan kualitas hidup warga.
Keberhasilan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi model bagi pelaksanaan program serupa di masa depan. Dengan semakin banyaknya sarjana muda yang terlatih dan siap mengabdi, Indonesia semakin memiliki harapan besar untuk membangun generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh.
Di akhir kegiatan, Polri menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung program-program pembangunan nasional, termasuk melalui pelatihan dan pembinaan generasi muda. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa pembangunan bangsa tidak bisa hanya dilakukan oleh satu sektor, melainkan harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.