
BERITAPELITA.COM – Ekonomi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menunjukkan tren positif di kuartal II tahun 2025 dengan capaian pertumbuhan sebesar 4,69 persen secara tahunan (Year on Year/YoY). Angka ini disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Asim Saputra, dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa, 5 Agustus 2025.
Pertumbuhan ini menunjukkan adanya penguatan kinerja ekonomi daerah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni kuartal II tahun 2024. Menurut Asim, sektor transportasi serta sektor pertanian menjadi penyumbang utama dalam mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.
Asim menuturkan bahwa sektor transportasi dan pergudangan mengalami pemulihan signifikan seiring meningkatnya mobilitas masyarakat pascapandemi serta meningkatnya distribusi logistik antarwilayah. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dibandingkan sektor lainnya.
Di sisi lain, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga turut memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Sumatera Utara. Hal ini dipengaruhi oleh musim panen yang relatif baik dan harga komoditas unggulan seperti kelapa sawit dan karet yang stabil.
Selain itu, sektor industri pengolahan tetap menjadi tulang punggung perekonomian Sumut. Walaupun pertumbuhannya tidak sekuat sektor transportasi dan pertanian, kontribusi industri pengolahan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumut masih yang tertinggi di antara sektor lainnya.
Berdasarkan data BPS, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap total PDRB Sumut mencapai lebih dari 20 persen. Komoditas utama yang diolah meliputi minyak kelapa sawit, karet, dan hasil-hasil pertanian lainnya yang menjadi andalan ekspor maupun konsumsi domestik.
Kinerja ekspor Sumut juga menunjukkan tren positif pada kuartal II 2025. Permintaan dari negara mitra dagang seperti Tiongkok, India, dan negara-negara di kawasan ASEAN mendorong peningkatan volume ekspor, terutama dari sektor pertanian dan perkebunan.
Meski demikian, Asim juga mengingatkan bahwa terdapat beberapa tantangan yang harus diantisipasi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah potensi inflasi akibat tekanan harga energi dan bahan pangan global yang belum sepenuhnya stabil.
Dalam konteks regional, pertumbuhan ekonomi Sumut sebesar 4,69 persen tersebut terbilang kompetitif dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Pulau Sumatera. Beberapa provinsi bahkan mencatatkan angka di bawah 4 persen, yang menunjukkan daya tahan ekonomi Sumut lebih kuat.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicatat pada komponen konsumsi rumah tangga dan ekspor barang dan jasa. Kegiatan konsumsi masyarakat meningkat seiring membaiknya daya beli dan aktivitas ekonomi yang kembali normal.
Investasi juga turut berperan penting, khususnya dalam sektor infrastruktur dan properti. Proyek-proyek strategis seperti pembangunan jalan tol dan kawasan industri baru di Sumatera Utara memberikan multiplier effect terhadap perekonomian daerah.
Pemerintah Provinsi Sumut menyambut baik capaian ini dan menyatakan komitmennya untuk terus mendukung sektor-sektor strategis melalui kebijakan yang pro-investasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan penyederhanaan perizinan.
Asim berharap pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada kuartal II ini dapat menjadi fondasi yang kuat untuk mencapai target pertumbuhan tahunan Sumut tahun 2025 yang dipatok di atas 5 persen. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat.
“Capaian ini adalah hasil kerja bersama seluruh elemen masyarakat. Ke depan, tantangan semakin kompleks, namun dengan strategi yang tepat dan sinergi yang kuat, ekonomi Sumut bisa tumbuh lebih inklusif dan berkelanjutan,” tutup Asim.
Dengan pencapaian positif di kuartal II ini, Sumatera Utara menunjukkan ketahanan ekonomi yang baik di tengah dinamika global. Sektor transportasi dan pertanian yang kuat menjadi harapan bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih merata di masa mendatang.