
EDITORMEDAN.COM – Setelah sempat rubuh akibat diterjang banjir pada Maret lalu, Jembatan Idano Noyo di Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, akhirnya memulai proses pembangunan kembali. Proyek vital ini secara resmi dimulai dengan acara groundbreaking yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution, pada Jumat (13 Juni).
Pembangunan jembatan ini menjadi prioritas pemerintah daerah mengingat fungsinya yang sangat penting bagi mobilitas masyarakat Nias Barat. Jembatan Idano Noyo sebelumnya merupakan akses utama penghubung antarwilayah, sehingga keruntuhannya sempat mengganggu aktivitas ekonomi dan transportasi warga setempat.
Gubernur Bobby Nasution menegaskan bahwa jembatan yang baru akan dibangun dengan standar lebih tinggi, yakni kelas A, setara dengan jembatan-jembatan di jalan nasional. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan ketahanan struktur jembatan menghadapi potensi bencana alam di masa depan.
“Perencanaan jembatan ini bukan yang pertama kali, tetapi sempat tertunda karena berbagai kendala. Sekarang, kita pastikan pembangunannya dilakukan dengan kualitas terbaik,” ujar Bobby usai acara groundbreaking di Desa Tuwuna, Nias Barat.
Jembatan Idano Noyo sebelumnya roboh setelah dilanda banjir bandang dan arus deras pada Maret 2024. Kejadian itu menyebabkan terputusnya akses transportasi dan logistik, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada jembatan tersebut untuk distribusi hasil pertanian dan kebutuhan sehari-hari.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta pemerintah daerah Nias Barat untuk mempercepat proses rekonstruksi. Selain memenuhi standar teknis yang lebih tinggi, desain jembatan baru juga akan mempertimbangkan faktor mitigasi bencana.
Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu, menyambut baik dimulainya proyek ini. Ia berharap pembangunan jembatan dapat diselesaikan tepat waktu agar mobilitas warga kembali normal. “Kami berterima kasih kepada pemerintah provinsi dan pusat yang telah memprioritaskan pembangunan ini,” ujarnya.
Masyarakat setempat juga menyatakan rasa lega dengan dimulainya proyek tersebut. Selama beberapa bulan terakhir, mereka terpaksa menggunakan jalur alternatif yang lebih jauh dan kurang memadai. “Kami sangat berharap jembatan ini cepat selesai agar perekonomian kami tidak terus terganggu,” kata salah seorang warga Desa Tuwuna.
Pembangunan Jembatan Idano Noyo diperkirakan menelan anggaran yang cukup besar, namun pemerintah memastikan bahwa dana yang dialokasikan telah disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi yang berkualitas. Selain itu, proses tender dan pengawasan proyek akan dilakukan secara transparan untuk mencegah penyimpangan.
Gubernur Bobby Nasution juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengawal pembangunan jembatan. Ia meminta warga untuk turut memantau pelaksanaan proyek dan melaporkan jika menemukan indikasi ketidaksesuaian pekerjaan.
Selain membangun jembatan baru, pemerintah juga akan melakukan normalisasi sungai di sekitar lokasi untuk mengurangi risiko banjir di masa depan. Langkah ini diharapkan dapat memperpanjang usia infrastruktur dan meminimalisir kerusakan akibat bencana alam.
Proyek ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah meningkatkan konektivitas di wilayah Nias, yang selama ini sering terkendala infrastruktur transportasi yang kurang memadai. Ke depan, diharapkan tidak hanya jembatan, tetapi juga jalan-jalan penghubung lainnya diperbaiki untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Para pelaku usaha di Nias Barat turut merasakan dampak positif dari proyek ini. Selama jembatan masih rusak, biaya logistik menjadi lebih mahal karena harus melalui rute yang lebih panjang. Dengan adanya jembatan baru, distribusi barang diharapkan menjadi lebih efisien.
Pembangunan Jembatan Idano Noyo ditargetkan selesai dalam waktu satu tahun, tergantung pada kondisi cuaca dan ketersediaan material. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai jadwal tanpa mengorbankan kualitas.
Ke depannya, Gubernur Bobby Nasution berencana melakukan evaluasi terhadap infrastruktur lain di Sumatera Utara yang rawan kerusakan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terulangnya insiden serupa dan memastikan kenyamanan serta keamanan masyarakat.
Dengan dimulainya pembangunan Jembatan Idano Noyo, diharapkan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Nias Barat dapat kembali pulih. Proyek ini tidak hanya sekadar membangun infrastruktur, tetapi juga menjadi simbol komitmen pemerintah dalam memperbaiki kualitas hidup warga di daerah terpencil.