
BERITAPELITA.COM Medan – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) berhasil menangkap 1.130 preman dalam Operasi Pekat Toba yang dilaksanakan selama dua pekan, yakni sejak 1 hingga 14 Mei 2025. Operasi ini digelar sebagai bagian dari upaya pemberantasan penyakit masyarakat yang meresahkan warga, terutama terkait aksi premanisme yang semakin mengganggu ketertiban dan kenyamanan umum.
Wakapolda Sumut, Brigadir Jenderal Rony Samtana Tarigan, menyampaikan bahwa operasi ini menargetkan para pelaku pungutan liar, pemerasan, dan bentuk premanisme lainnya yang kerap terjadi di wilayah Sumatera Utara. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan respons tegas terhadap laporan masyarakat yang merasa terganggu oleh ulah para preman di lingkungan mereka.
Dari hasil operasi yang dilakukan, tercatat sebanyak 1.130 orang diamankan oleh petugas. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pendalaman, setidaknya 178 orang dari mereka ditetapkan sebagai tersangka atas 136 kasus yang berhasil diungkap. Para tersangka ini terlibat dalam berbagai tindak pidana, terutama pungutan liar dan pemerasan terhadap warga maupun pelaku usaha.
Brigjen Rony menambahkan bahwa sebagian besar dari preman yang ditangkap merupakan anggota organisasi masyarakat (ormas) tertentu. Ia menjelaskan bahwa keanggotaan ormas tidak memberikan hak bagi siapa pun untuk melakukan pelanggaran hukum, termasuk mengintimidasi masyarakat atau memaksa meminta uang dengan dalih “keamanan” atau “koordinasi wilayah”.
“Kita ketahui, keberadaan mereka telah lama meresahkan masyarakat di Sumatera Utara. Bahkan, tidak sedikit pengusaha dan investor yang mengeluhkan gangguan dari aksi-aksi mereka yang memaksa dan mengintimidasi,” ujar Rony dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Sumut pada Kamis, 15 Mei 2025.
Dalam keterangannya, Rony menekankan pentingnya menciptakan iklim investasi yang kondusif di Sumatera Utara. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menertibkan aksi premanisme yang selama ini menjadi penghambat aktivitas ekonomi dan sosial di masyarakat.
Sebagai bagian dari operasi ini, polisi menyisir sejumlah titik yang diduga menjadi lokasi aktivitas premanisme, seperti terminal, pasar, pelabuhan, kawasan industri, dan persimpangan jalan. Banyak dari pelaku yang tertangkap tangan saat sedang melakukan pemalakan terhadap sopir angkutan umum, pedagang, dan pelaku usaha kecil.
Polda Sumut juga melibatkan satuan Brimob dan jajaran Polres setempat untuk memperkuat pelaksanaan operasi di wilayah-wilayah yang dianggap rawan. Selain penangkapan, aparat juga memberikan edukasi dan imbauan kepada masyarakat agar tidak takut melapor jika menjadi korban pemerasan atau pungli oleh preman.
Barang bukti yang berhasil diamankan dalam operasi ini meliputi uang tunai hasil pungli, senjata tajam, kwitansi ilegal, serta dokumen yang diduga digunakan untuk menakut-nakuti korban. Semua barang bukti ini akan digunakan dalam proses hukum terhadap para tersangka.
Polda Sumut memastikan bahwa operasi serupa akan terus dilakukan secara berkala sebagai bagian dari komitmen untuk menegakkan hukum dan menjaga keamanan masyarakat. Kapolda Sumut, Irjen Agung Wicaksono, menyampaikan bahwa tidak ada toleransi bagi pelaku premanisme, apalagi yang merugikan kepentingan publik dan negara.
Masyarakat Sumatera Utara menyambut baik langkah tegas aparat kepolisian ini. Banyak warga menyampaikan apresiasi karena merasa lebih aman dan nyaman setelah kehadiran polisi meningkat di sejumlah titik rawan aksi preman.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kecil dan Menengah Sumut, Budi Hartono, juga memberikan dukungan penuh terhadap upaya pemberantasan premanisme. Ia berharap tindakan tegas ini dapat terus berlanjut agar pelaku usaha bisa menjalankan kegiatan ekonomi tanpa tekanan dan rasa takut.
Di sisi lain, Polda Sumut juga membuka layanan pengaduan masyarakat melalui call center dan posko pengaduan di berbagai wilayah. Langkah ini diambil untuk mempermudah masyarakat dalam melaporkan aksi pungli dan premanisme, sekaligus membangun partisipasi publik dalam menciptakan lingkungan yang aman.
Dengan tertangkapnya lebih dari seribu preman dan ditetapkannya ratusan tersangka, Polda Sumut berharap dapat memberikan efek jera serta mendorong perubahan sosial ke arah yang lebih positif. Operasi Pekat Toba menjadi bukti nyata bahwa negara hadir dan tidak tinggal diam dalam menghadapi ancaman keamanan di tengah masyarakat.