Operasi Pekat Toba 2025: Langkah Tegas Polda Sumut Wujudkan Ruang Publik yang Aman dan Nyaman

Beritapelita.com – Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara menegaskan komitmennya dalam memberantas premanisme sebagai bagian dari upaya menciptakan ruang publik yang aman, tertib, dan kondusif. Melalui Operasi Pekat Toba 2025, Polda Sumut bergerak cepat dan tegas menindak para pelaku premanisme yang meresahkan masyarakat di berbagai wilayah.

Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, mengatakan bahwa pemberantasan premanisme merupakan prioritas utama dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Menurutnya, tindakan ini dilakukan sebagai respons langsung terhadap keresahan yang telah lama dirasakan masyarakat.

“Penindakan terhadap aksi premanisme adalah langkah konkret untuk menekan segala bentuk gangguan keamanan, khususnya di ruang-ruang publik seperti pasar, terminal, stasiun, dan kawasan perdagangan,” ujar Ferry dalam keterangannya di Medan, Rabu (14/5/2025).

Operasi Pekat (Penyakit Masyarakat) Toba 2025 dilaksanakan serentak di seluruh jajaran wilayah hukum Polda Sumut sejak 1 Mei dan akan berlanjut hingga 21 Mei mendatang. Operasi ini menyasar berbagai bentuk penyakit masyarakat seperti premanisme, perjudian, prostitusi, penyalahgunaan narkoba, hingga peredaran minuman keras ilegal.

Dalam pelaksanaannya, ratusan personel diterjunkan ke titik-titik rawan untuk melakukan patroli, razia, dan penangkapan terhadap individu yang terlibat dalam kegiatan premanisme. Sejumlah pelaku telah diamankan dalam beberapa hari pertama pelaksanaan operasi. Mereka umumnya melakukan pemalakan, pungutan liar, serta intimidasi terhadap masyarakat dan pelaku usaha.

Ferry menambahkan bahwa kehadiran preman di ruang publik tidak hanya menciptakan rasa takut, tetapi juga menghambat aktivitas ekonomi masyarakat. “Kami ingin menciptakan situasi di mana masyarakat bisa beraktivitas dengan nyaman tanpa merasa terintimidasi oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Polda Sumut juga membuka layanan pengaduan bagi masyarakat yang merasa terganggu oleh aksi premanisme. Melalui saluran telepon, media sosial, dan posko pengaduan, warga dapat melaporkan segala bentuk aktivitas yang mencurigakan atau meresahkan. Informasi dari masyarakat ini menjadi bahan penting dalam pemetaan lokasi operasi dan identifikasi pelaku.

Selain langkah represif, Polda Sumut juga mengedepankan pendekatan humanis melalui pembinaan kepada para pelaku yang tergolong ringan. Mereka diberikan arahan, pendampingan, bahkan diarahkan ke pelatihan keterampilan melalui kerja sama dengan dinas terkait agar bisa meninggalkan dunia premanisme dan memperoleh mata pencaharian yang lebih layak.

Masyarakat di sejumlah wilayah menyambut baik langkah tegas yang dilakukan Polda Sumut. Banyak pedagang dan warga yang merasa lega setelah beberapa preman yang selama ini kerap memungut uang secara paksa ditangkap. Beberapa pelaku usaha bahkan menyatakan peningkatan dalam aktivitas jual beli sejak operasi dimulai.

Polda Sumut juga menggandeng pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dalam memperkuat sinergi pemberantasan premanisme. Melalui forum komunikasi di tingkat kelurahan dan kecamatan, aparat kepolisian melakukan pendekatan dialogis untuk mendorong peran serta aktif masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan.

Ferry menekankan bahwa upaya pemberantasan premanisme tidak akan berhenti setelah Operasi Pekat Toba berakhir. “Ini bukan sekadar kegiatan seremonial tahunan, tapi bentuk keseriusan kami dalam memberikan perlindungan nyata kepada masyarakat. Kami ingin ruang publik benar-benar menjadi milik bersama, bukan dikuasai oleh pihak-pihak yang merugikan,” ujarnya.

Di tengah upaya ini, Polda Sumut juga mengingatkan agar masyarakat tidak takut melaporkan tindakan premanisme. Dukungan dan keberanian warga sangat dibutuhkan agar penegakan hukum dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.

Langkah ini juga sejalan dengan program Polri dalam membangun kepercayaan publik serta memperkuat peran sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Dengan pendekatan yang profesional dan humanis, aparat kepolisian berharap dapat mengubah wajah ruang publik Sumatera Utara menjadi lebih aman dan nyaman.

Hingga pertengahan Mei 2025, ratusan pelaku premanisme telah diamankan. Sebagian dari mereka masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut, sementara lainnya telah diserahkan ke kejaksaan untuk proses hukum. Penindakan ini menjadi bukti bahwa Polda Sumut tidak main-main dalam menghadapi kejahatan yang meresahkan masyarakat.

Dengan terus digelarnya Operasi Pekat Toba 2025 dan kerja sama lintas sektor, Sumatera Utara diharapkan dapat menjadi provinsi yang lebih tertib dan aman. Polda Sumut mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung upaya ini demi terciptanya ruang publik yang terbebas dari rasa takut dan tekanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *