
BERITAPELITA.COM – Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, menjadi pusat perhatian nasional pada Selasa (17/6/2025) setelah pesawat Saudi Arabian Airlines dengan nomor penerbangan SV-832 terpaksa melakukan pendaratan darurat akibat laporan ancaman bom. Salah seorang penumpang, Otong Zailani, membagikan pengalaman mencekamnya selama proses evakuasi yang berlangsung penuh ketegangan.
Menurut Otong, pesawat yang berangkat dari Jeddah menuju Jakarta itu tiba-tiba mengumumkan keadaan darurat sekitar satu jam sebelum jadwal pendaratan. “Pilot mengumumkan bahwa ada ancaman keamanan dan kami harus segera mendarat di bandara terdekat,” ujarnya. Suasana di dalam kabin langsung berubah panik, meski awak kabin berusaha menenangkan penumpang.
Pesawat akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Kualanamu pukul 14.30 WIB. Begitu roda pesawat menyentuh landasan, tim tanggap darurat bandara langsung bergerak cepat. Petugas pemadam kebakaran, ambulans, dan unit keamanan berjaga di sekitar pesawat sebagai langkah antisipasi.
Proses evakuasi dimulai dengan instruksi awak kabin untuk meninggalkan semua barang bawaan. “Kami diperintahkan keluar melalui slide darurat dengan cepat dan tertib,” kenang Otong. Para penumpang, termasuk anak-anak dan lansia, dievakuasi secara bergiliran sementara petugas terus memantau situasi.
Otong menggambarkan suasana hiruk-pikuk di landasan tempat penumpang berkumpul setelah dievakuasi. “Banyak yang masih terlihat shock, beberapa bahkan menangis,” katanya. Tim medis segera memeriksa kondisi penumpang, terutama yang mengalami sesak napas atau trauma.
Selama dua jam berikutnya, tim penjinak bom (Gegana) Polri dan otoritas bandara melakukan penyisiran menyeluruh terhadap pesawat. Seluruh bagasi penumpang juga diperiksa satu per satu menggunakan alat pendeteksi bahan berbahaya. Proses ini berlangsung di bawah pengawasan ketat pihak berwajib.
Manajemen Bandara Kualanamu mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk menangani situasi ini. Penumpang dipindahkan ke terminal dan diberikan makanan serta minuman sambil menunggu pemeriksaan selesai. “Kami berusaha memberikan kenyamanan maksimal dalam situasi yang tidak mudah ini,” kata Manajer Operasional Bandara Kualanamu.
Setelah pemeriksaan intensif selama hampir 5 jam, otoritas bandara akhirnya menyatakan pesawat aman dari ancaman bom. “Laporan ancaman ternyata hoax, tapi kami tetap harus menindaklanjuti dengan prosedur standar keselamatan,” jelas Kepala Kantor Otoritas Bandara Region I.
Meski ancaman bom tidak terbukti, pengalaman ini meninggalkan trauma mendalam bagi penumpang. Otong mengaku masih merasakan gemuruh di tangannya saat mengingat detik-detik evakuasi. “Ini pengalaman pertama saya menghadapi situasi seperti ini, dan saya berharap tidak terulang lagi,” ujarnya.
Pihak maskapai Saudi Arabian Airlines kemudian mengatur penerbangan pengganti untuk membawa penumpang melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Mereka juga memberikan kompensasi berupa voucher penerbangan dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.
Kepolisian Resor Bandara Kualanamu kini menyelidiki sumber laporan ancaman bom yang diduga merupakan tindakan iseng atau teror psikologis. “Kami akan menindak tegas pelaku jika terbukti sengaja menyebarkan berita bohong,” tegas Kapolres Bandara Kualanamu.
Insiden ini memicu evaluasi terhadap protokol keamanan penerbangan di Indonesia. Pakar aviasi menyarankan perlunya sistem verifikasi laporan ancaman yang lebih cepat dan akurat untuk menghindari pendaratan darurat yang tidak perlu.
Bagi staf Bandara Kualanamu, peristiwa ini menjadi ujian nyata kesiapan menghadapi keadaan darurat. “Latihan rutin yang kami lakukan terbukti sangat membantu dalam menangani situasi sesungguhnya,” ungkap salah seorang petugas keamanan bandara.
Para penumpang seperti Otong akhirnya bisa melanjutkan perjalanan dengan perasaan lega, meski membawa kenangan yang tidak akan mudah dilupakan. Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kewaspadaan dan kerjasama dalam situasi darurat penerbangan.
Insiden pendaratan darurat di Kualanamu hari itu akhirnya berakhir tanpa korban jiwa, tetapi meninggalkan cerita tentang ketanggapan tim darurat dan ketabahan para penumpang yang menghadapi momen menegangkan dalam hidup mereka.