
Beritapelita.com – Sihopuk Baru, Padang Lawas Utara – Keluhan warga terhadap kondisi infrastruktur jalan kembali mencuat ke permukaan, kali ini datang dari warga Simpang Bragas yang terletak di Jalan Kota Pinang – Gunung Tua, tepatnya di Desa Sihopuk Baru, Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. Melalui media sosial, warga menyampaikan langsung harapan mereka kepada Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, agar dapat memperhatikan kondisi jalan yang sudah lama rusak dan tak kunjung diperbaiki.
Keluhan itu disampaikan oleh salah seorang warga bernama Syahrizal, yang mengunggah sebuah pesan terbuka melalui akun media sosialnya pada Sabtu, 12 April 2025. Dalam unggahannya, Syahrizal dengan nada penuh harap menyampaikan agar Gubernur Bobby dapat melihat langsung kondisi jalan yang menjadi akses utama masyarakat di wilayah tersebut.
“Pak Bobby Nasution, tengok dulu jalan di kampung kami itu, Pak… Simpang BRAGAS. Mana tahu Bapak kunjungan ke Tapsel via Ranto, pasti Bapak nanti lewatin Simpang BRAGAS ini, Pak,” tulis Syahrizal di postingannya.
Unggahan tersebut sontak menarik perhatian warganet, terutama mereka yang tinggal di sekitar Padang Lawas Utara dan sekitarnya. Banyak yang ikut mengomentari dan membenarkan kondisi jalan tersebut memang sangat memprihatinkan. Jalan berlubang, penuh kerikil, dan licin saat hujan menjadi keluhan utama warga.
Simpang Bragas merupakan salah satu titik strategis yang menghubungkan Kota Pinang dan Gunung Tua. Jalan ini sering dilalui kendaraan pribadi, truk pengangkut hasil pertanian, serta mobil dinas pemerintah yang menuju wilayah Tapanuli Selatan maupun Padang Lawas. Oleh karena itu, kondisi jalan yang buruk sangat berdampak pada mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat setempat.
Warga menyatakan bahwa sudah bertahun-tahun jalan tersebut belum tersentuh perbaikan yang memadai. Beberapa perbaikan sempat dilakukan secara swadaya oleh masyarakat, namun sifatnya hanya sementara dan tidak mampu mengatasi kerusakan yang lebih besar. Akibatnya, jalan kembali rusak, terutama saat musim hujan.
Menurut warga lainnya, kerusakan jalan di Simpang Bragas juga berisiko menimbulkan kecelakaan. Sudah banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh karena menghindari lubang atau tergelincir di jalan yang licin. Tak hanya itu, kerusakan jalan juga memperlambat distribusi barang dan jasa, terutama hasil pertanian yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat.
Permintaan warga kepada Gubernur Bobby Nasution bukan tanpa alasan. Sejak menjabat, Bobby dikenal aktif menanggapi keluhan masyarakat melalui media sosial. Banyak persoalan infrastruktur yang ia tindaklanjuti setelah mendapat informasi langsung dari warga, baik melalui media sosial maupun laporan resmi.
Syahrizal dan warga Simpang Bragas berharap unggahan mereka bisa menjadi perhatian Gubernur. Mereka tidak meminta proyek besar, hanya perbaikan yang layak agar jalan bisa dilalui dengan aman dan nyaman. “Kami bukan minta jalan tol, Pak. Kami cuma ingin jalan kampung kami ini layak dilewati, biar anak-anak sekolah dan petani nggak susah ke kota,” ujar Syahrizal dalam wawancara singkat.
Menanggapi viralnya unggahan tersebut, beberapa tokoh masyarakat setempat juga ikut angkat bicara. Mereka mendukung langkah Syahrizal dan berharap pemerintah daerah tidak menutup mata terhadap kondisi infrastruktur yang ada di desa-desa terpencil.
Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara pun diminta untuk lebih proaktif menyampaikan usulan perbaikan jalan ke Pemerintah Provinsi. Jika dibiarkan terus, kondisi ini bisa memperparah ketimpangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Sementara itu, netizen lainnya mengusulkan agar warga membuat petisi daring atau surat terbuka secara kolektif agar suara mereka lebih kuat. Mereka juga berharap ada kunjungan langsung dari Gubernur atau perwakilan Pemprov Sumut ke wilayah tersebut untuk melihat kondisi jalan secara langsung.
Jika upaya ini membuahkan hasil, perbaikan jalan di Simpang Bragas bukan hanya akan mempermudah mobilitas warga, tetapi juga menjadi simbol bahwa suara masyarakat desa bisa didengar dan ditindaklanjuti oleh pemimpin daerah.
Keluhan warga Simpang Bragas ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak bahwa pembangunan infrastruktur harus merata, tidak hanya terpusat di perkotaan. Jalan bukan hanya soal aspal dan beton, tetapi juga menyangkut akses terhadap pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan masa depan warga desa.
Harapannya, melalui sinergi antara pemerintah dan masyarakat, jalan di Simpang Bragas dan wilayah lain yang mengalami nasib serupa bisa segera diperbaiki. Pemerataan pembangunan bukan sekadar janji, tetapi harus diwujudkan dengan aksi nyata.