Kelangkaan Beras Premium di Sumut Diakibatkan Distribusi yang Belum Tertata

BERITAPELITA.COM — Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat Sumatera Utara mengeluhkan kesulitan mendapatkan beras premium di sejumlah pusat perbelanjaan modern. Rak-rak tempat biasa produk beras premium dipajang kini tampak kosong, memunculkan kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan bahan pokok tersebut.

Kondisi ini cukup mengherankan, mengingat Indonesia saat ini tengah memasuki masa panen raya. Secara logika, pasokan beras seharusnya melimpah di pasaran, termasuk di wilayah Sumatera Utara. Namun, fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya: stok di tingkat ritel tampak menipis, bahkan nyaris tak tersedia.

Kelangkaan ini pun menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Banyak warga yang harus berpindah dari satu toko ke toko lainnya demi mendapatkan beras berkualitas yang biasa mereka konsumsi. Tak sedikit pula yang terpaksa beralih ke jenis beras medium karena keterbatasan pilihan.

Menanggapi situasi tersebut, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, angkat bicara. Dalam keterangannya usai menghadiri rapat paripurna di DPRD Sumut, Kamis (7/8/2025), ia menjelaskan bahwa permasalahan ini bukan disebabkan oleh kosongnya stok, melainkan karena distribusi yang belum tertata secara optimal.

“Barangnya ada, stok kita aman. Tapi memang distribusinya belum rapi,” tegas Bobby kepada awak media. Ia menekankan bahwa masyarakat tidak perlu panik karena secara nasional maupun regional, ketersediaan beras dalam kondisi mencukupi.

Menurut Bobby, kendala utama terletak pada proses pendistribusian dari gudang-gudang penyimpanan ke titik-titik penjualan ritel modern. Ia menyebut bahwa masih terdapat beberapa hambatan teknis dan administratif yang menghambat kelancaran suplai ke pasar.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, lanjut Bobby, sedang berupaya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Bulog, distributor besar, dan asosiasi pedagang, guna mempercepat kelancaran distribusi beras premium ke pasar.

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak segan mengambil langkah tegas terhadap oknum atau pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari kondisi ini, termasuk menimbun barang atau memainkan harga. “Kalau ada yang coba-coba memanfaatkan situasi, akan kami tindak,” tegasnya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumut pun telah diminta turun langsung ke lapangan untuk mengecek kondisi ritel dan gudang. Mereka juga diminta melaporkan secara berkala perkembangan distribusi beras, termasuk kendala yang dihadapi.

Bobby juga menekankan pentingnya sistem logistik pangan yang lebih efisien dan transparan. Menurutnya, perlu ada pemetaan ulang jalur distribusi serta pemanfaatan teknologi untuk memantau ketersediaan dan pergerakan stok secara real-time.

Di sisi lain, para pelaku usaha ritel modern juga diimbau untuk memberikan laporan jujur terkait ketersediaan stok di masing-masing cabang. Pemerintah daerah membuka jalur komunikasi dua arah agar setiap kendala bisa segera diatasi.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sumut, Sri Mulyani, menyampaikan bahwa hingga kini stok beras di gudang Bulog wilayah Sumut masih berada dalam angka yang aman. “Tidak ada kekurangan. Yang perlu dibenahi adalah bagaimana cara agar beras itu cepat sampai ke tangan masyarakat,” ujarnya.

Sri Mulyani juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan panic buying atau membeli beras dalam jumlah besar secara berlebihan. Menurutnya, hal tersebut justru akan memperparah distribusi karena permintaan akan melonjak secara tidak wajar.

Di tengah kondisi ini, sebagian masyarakat mulai mencari alternatif lain, seperti membeli beras langsung dari petani atau pasar tradisional. Namun, harga yang ditawarkan tak jarang justru lebih mahal, karena minimnya pengawasan harga di tingkat tersebut.

Pemerintah Provinsi Sumut menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan persoalan ini dalam waktu dekat. Mereka juga berencana membuat sistem pendataan stok yang lebih terintegrasi dengan pusat guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

Dengan penanganan yang cepat dan koordinasi yang baik antarinstansi, diharapkan distribusi beras premium segera normal kembali, dan masyarakat dapat kembali mengakses bahan pangan pokok tersebut dengan mudah dan harga yang terjangkau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *