
BBERITAPELITA.COM – Rabu, 30 Juli 2025 waktu setempat, wilayah Timur Jauh Rusia diguncang oleh gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 8,7. Gempa ini menjadi salah satu yang terkuat dalam sejarah wilayah tersebut dan memicu kepanikan luas di berbagai daerah, khususnya di kawasan pesisir yang rawan terhadap dampak tsunami.
Guncangan gempa dirasakan sangat kuat di berbagai kota di wilayah Sakhalin Oblast, termasuk di Kepulauan Kuril. Bangunan-bangunan berguncang hebat, alarm peringatan dini berbunyi di seluruh penjuru kota, dan warga berhamburan keluar dari rumah dan gedung-gedung tinggi untuk menyelamatkan diri.
Tak lama setelah gempa utama terjadi, sistem peringatan dini tsunami mengeluarkan peringatan bahaya bagi wilayah pesisir. Sejumlah pantai yang berada di jalur tsunami pun segera dikosongkan oleh aparat keamanan setempat. Langkah evakuasi pun dilakukan dengan cepat untuk meminimalisir korban jiwa.
Namun, bencana belum berhenti di situ. Gelombang tsunami setinggi hingga empat meter menerjang wilayah pesisir, termasuk Kota Severo-Kurilsk, yang berada di Kepulauan Kuril. Gelombang pertama menghantam daratan dengan kekuatan besar, merusak perahu-perahu nelayan, merobohkan bangunan kayu, dan menyeret kendaraan hingga ratusan meter dari garis pantai.
Tsunami kedua datang tak lama berselang, memperparah kerusakan yang sudah terjadi. Beberapa wilayah yang sebelumnya masih utuh pun kini rata dengan tanah. Warga yang belum sempat menyelamatkan harta benda mereka hanya bisa menyaksikan dari kejauhan saat air laut kembali naik dengan kekuatan destruktif.
Gelombang ketiga, yang dikabarkan sebagai yang terbesar, menjadi pukulan telak bagi kawasan Severo-Kurilsk. Air bah menyapu permukiman padat, menghancurkan pelabuhan dan infrastruktur vital, serta menewaskan ternak-ternak milik warga. Banyak rumah hanyut, dan beberapa penduduk dilaporkan hilang terbawa arus.
Menurut laporan dari kantor berita Rusia, TASS, gelombang ketiga inilah yang menyebabkan kerusakan paling luas dan menimbulkan korban terbanyak. Pihak berwenang setempat belum merilis jumlah resmi korban jiwa, namun diperkirakan puluhan orang masih dalam pencarian.
Pemerintah Rusia langsung menetapkan status darurat untuk wilayah yang terdampak. Tim tanggap darurat dari militer, layanan penyelamatan, dan badan manajemen bencana nasional dikerahkan ke lokasi untuk memberikan bantuan logistik, evakuasi medis, dan pencarian korban.
Presiden Rusia dalam pernyataannya menyampaikan duka cita mendalam dan menjanjikan bantuan penuh dari pemerintah pusat. Ia juga menginstruksikan percepatan distribusi bantuan kemanusiaan, pendirian pos pengungsian, dan penilaian kerusakan secara menyeluruh.
Sementara itu, masyarakat internasional mulai menyampaikan simpati dan dukungan moral atas tragedi ini. Beberapa negara tetangga, termasuk Jepang dan Korea Selatan, menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan, baik berupa tenaga SAR, logistik, maupun medis.
Gempa berkekuatan besar seperti ini memang sering terjadi di wilayah Cincin Api Pasifik, termasuk Rusia bagian timur. Namun, kekuatan gempa kali ini dan efek tsunami beruntun yang menghantam wilayah pesisir menjadikannya salah satu bencana terburuk dalam dekade terakhir.
Para ahli geologi kini tengah menganalisis penyebab gempa dan potensi susulan yang bisa terjadi. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang, terutama kemungkinan terjadinya gempa susulan dan gelombang tsunami lanjutan.
Di tengah kepanikan dan duka, semangat solidaritas tampak tumbuh di antara warga. Banyak relawan lokal membantu proses evakuasi, membagikan makanan, dan memberikan pertolongan pertama kepada korban. Lembaga kemanusiaan juga mulai membuka posko bantuan dan penggalangan dana.
Tragedi di Severo-Kurilsk ini mengingatkan dunia bahwa kekuatan alam bisa datang kapan saja, melampaui batas-batas teknologi dan kesiapan manusia. Namun demikian, upaya penyelamatan dan solidaritas sesama manusia menjadi kekuatan yang mampu membangun harapan di tengah puing-puing bencana.
Dengan kerja sama semua pihak dan keteguhan hati warga, proses pemulihan diharapkan dapat berjalan cepat. Pemerintah Rusia pun berjanji akan membangun kembali infrastruktur dan kehidupan masyarakat yang terdampak, lebih kuat dan lebih siap menghadapi bencana serupa di masa depan.